Diriwayatkan bahwa dalam khutbahnya Abu Bakar Ash-shiddiq radiyallahu ‘anhu pernah berkata :
“Demi Allah, aku bukanlah orang terbaik di antara kalian. Aku dalam posisi dan keadaan terpaksa. Aku ingin di antara kalian ada yang mampu menggantikan posisiku ini. Apakah kalian mengira aku akan melaksanakan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara penuh? Tidak. Aku tidak mampu melaksanakan semuanya. Sesungguhnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dijaga dengan wahyu dan malaikat bersama beliau. Sementara setan bersamaku, yang selalu menggodaku. Jika aku marah maka menjauhlah dariku, agar aku tidak menzhalimi rambut dan kulit kalian. Perhatikanlah ucapanku ini!”.
Ini adalah pengakuan yang jujur dari salah seorang sahabat utama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Di sini, Abu Bakar Ash-shiddiq radiyallahu ‘anhu mengakui bahwa posisi yang disandangnya sebagai seorang khalifah bukanlah karena ia telah menjadi manusia terbaik di antara manusia yang ada pada saat itu. Jabatan khalifah adalah sebuah amanah yang diberikan kepadanya. Ia tidak bisa menolak saat amanah itu diembankan kepadanya.
Pengakuan lainnya adalah meskipun ia sangat dekat dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun itu tidak berarti memberikan kemampuan baginya untuk mengamalkan seluruh sunnah yang berasal dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Abu Bakar Ash-shiddiq radiyallahu ‘anhu menyadari kelemahannya sebagai makhluk yang sangat berbeda dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu dijaga Allah dengan wahyu dan para malaikat-Nya, maka Abu Bakar Ash-shiddiq radiyallahu ‘anhu selalu berhadapan dengan setan yang tak kenal lelah berusaha menggodanya.
Nilai luar biasa yang dikandung oleh nasihat ini adalah kejujuran untuk mengakui kekurangan diri dan tidak merasa menjadi manusia yang paling utama hanya karena jabatan yang disandang.
Melalui nasihat ini, Abu bakar mengajak kita semua untuk menyadari dan mengakui bahwa sesungguhnya kita tidaklah lebih istimewa dan lebih mulia dibandingkan orang lain. Sikap terbaik yang harus kita pilih adalah senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanallah wa ta’ala dan menyemangati diri untuk selalu mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tanpa harus merasa telah menjadi manusia sempurna dan istimewa di antara makhluk ciptaanAllah di dunia ini.
dikutip dari : Nasihat-nasihat emas khulafaur rasyidin oleh john rinaldi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar