Bismillahirrahmanirrahim.
Sunnah adalah segala sesuatu yang bersumber dari Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama, baik akidah, amal, maupun perilaku.
Allah Ta’ala berfirman “katakanlah, jika kamu (benar-benar)
mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosa” (Ali Imran [3] : 31).
Tidak menutup kemungkinan ada kegiatan yang kita lakukan persis dengan apa yang disunnahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, bisa saja ada yang tidak mengetahui bahwa itu merupakan sunnah sehingga ia hanya melakukan atas dasar kebiasaan tanpa menghadirkan niat untuk mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan amalan seseorang sangat tergantung kepada niatnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “sesungguhnya tiap-tiap amalan itu tergantung pada niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan” (Muttafaq ‘Alaihi).
Tidak menutup kemungkinan ada kegiatan yang kita lakukan persis dengan apa yang disunnahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Namun, bisa saja ada yang tidak mengetahui bahwa itu merupakan sunnah sehingga ia hanya melakukan atas dasar kebiasaan tanpa menghadirkan niat untuk mengikuti sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan amalan seseorang sangat tergantung kepada niatnya. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “sesungguhnya tiap-tiap amalan itu tergantung pada niatnya dan seseorang hanya akan mendapatkan apa yang ia niatkan” (Muttafaq ‘Alaihi).
*sunnah-sunnah yang sering diremehkan seputar thaharah :
- Bersungguh-sungguh dalam istinsyaq (memasukkan air ke hidung) ketika wudhu.
Diriwayatkan dari Laqith bin Shabrah radiyallahu ‘anhu, ia
berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “sempurnakanlah
wudhu, sela-selalah jari-jari tangan dan bersungguh-sungguhlah dalam
beristinsyaq, kecuali jika kamu berpuasa”.
- Berkumur-kumur dan istinsyaq tiga kali dengan satu saukan
Ibnu Qayyim mengatakan “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallammenyambung antara berkumur-kumur dan istinsyaq . ia mengambil separuh
saukan untuk mulutnya dan separuhnya lagi untuk hidungnya,tidak mungkin dengan
sekali saukan kecuali dengan cara ini. Tetapi jika dengan dua saukan atau tiga
saukan, mungkin sekali memisah berkumur-kumur dengan istinsyaq atau
menyambungnya. Namun, petunjuk Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah
menyambung keduanya.
Diriwayatkan dari Abdullah bin Zaid radiyallahu ‘anhu
tentang gambaran atau sifat wudhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwasanya beliau menuangkan air dari wadah ke kedua tangannya lalu membasuh
keduanya, kemudia berkumur-kumur dan istinsyaq dari satu telapak tangan. Ia
melakukan sebanyak 3 kali. Lantas ia berkata “beginilah cara Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam berwudhu”
Dikutip dari : 100 sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
yang sering disepelekan (Haifa Abdullah ar-rasyid).
“barang siapa menunjukkan kebaikan, ia akan mendapatkan
pahala seperti pahala pelakunya”
(HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar