PENDAHULUAN
Kakao (Theobroma cacao, L) merupakan salah komoditas
perkebunan yang sesuai untuk perkebunan rakyat, karena tanaman ini dapat
berbunga dan berbuah sepanjang tahun, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan
harian atau mingguan bagi pekebun.Tanaman kakao berasal dari daerah hutan hujan
tropis di Amerika Selatan. Di daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di
bagian bawah hutan hujan tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar.
Oleh karena itu dalam budidayanya, tanaman kakao memerlukan naungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu, sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.
Oleh karena itu dalam budidayanya, tanaman kakao memerlukan naungan. Sebagai daerah tropis, Indonesia yang terletak antara 6 LU – 11 LS merupakan daerah yang sesuai untuk tanaman kakao. Namun setiap jenis tanaman mempunyai kesesuian lahan dengan kondisi tanah dan iklim tertentu, sehingga tidak semua tempat sesuai untuk tanaman kakao, dan untuk pengembangan tanaman kakao hendaknya tetap mempertimbangkan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya memerlukan naungan, maka walaupun telah diperoleh lahan yang sesuai, sebelum penanaman kakao tetap diperlukan persiapan naungan. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya. Oleh karena itu persiapan lahan dan naungan, serta penggunaan tanaman yang bernilai ekonomis sebagai penaung merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya kakao.
Pengembangan tanaman kakao,
budidayanya memerlukan naungan. Tanpa persiapan lahan dan tanpa persiapan
naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit diharapkan keberhasilannya.Tanaman
penaung yang biasanya digunakan adalah Moghania macrophylla sebagai penaung
sementara dan, Lamtoro atau Glirisidia sebagai penaung tetap, yang tidak
memberikan manfaat ekonomis secara langsung bagi petani, sehingga kurang
menarik bagi petani. Secara umum, dalam budidaya kakao juga dihadapi masalah
harga komoditi yang tidak menentu, kondisi lahan yang semakin menurun, serta
mutlak diperlukannya naungan dalam budidayanya. Oleh karema itu, maka pola
Spesifikasi tanaman kakao merupakan peluang untuk pengembangan kakao dengan
pemanfaatan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti pisang sebagai
penaung sementara, dan kelapa sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau
tanaman lainnya sebagai tanaman tepi blok kebun.
1.
DEFINISI
KAKAO (COKLAT)
Kakao (Theobroma
cacao) merupakan tumbuhan berwujud pohon yang
berasal dari Amerika Selatan. Dari biji
tumbuhan ini dihasilkan produk olahan yang dikenal sebagai cokelat. Di
daerah asalnya, kakao merupakan tanaman kecil di bagian bawah hutan hujan
tropis dan tumbuh terlindung pohon-pohon yang besar.
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam
dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya
dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping
yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif.
Bunga kakao,
sebagaimana anggota Sterculiaceae lainnya,
tumbuh langsung dari batang (cauliflorous).
Bunga sempurna berukuran kecil (diameter maksimum 3cm), tunggal, namun nampak
terangkai karena sering sejumlah bunga muncul dari satu titik tunas.
Penyerbukan bunga dilakukan oleh serangga (terutama lalat kecil (midge)
Forcipomyia, semut bersayap, afid, dan beberapa lebah Trigona)
yang biasanya terjadi pada malam hari1. Bunga siap diserbuki dalam jangka
waktu beberapa hari.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki
sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun
demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan
menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih
besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki
ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah
berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar
buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh
dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak
berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp.
Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam
pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan
di bawah sinar matahari.
Delapan negara penghasil kakao terbesar adalah (data tahun panen
2005)
- Pantai Gading (38%)
- Ghana (19%)
- Indonesia (13%, sebagian besar kakao curah)
- Nigeria (5%)
- Brasil (5%)
- Kamerun (5%)
- Ekuador (4%)
- Malaysia (1%)
Negara-negara lain menghasilkan 9% sisanya.
2. KESESUAIAN LAHAN DAN SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO
Untuk dapat tumbuh dan berproduksi
dengan baik, tanaman kakao menghendaki lahan yang sesuai, yang mempunyai
keadaan iklim dan keadaan tanah tertentu Keadaan iklim yang sesuai untuk
tanaman kakao, antara lain :
v
Curah hujan cukup dan
terdistribusi merata, dengan jumah curah hujan 1500-2500 mm/th, dengan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan.
v Suhu rata-rata antara 15
– 30 C, dengan suhu optimum 25,5 C
v
Fluktuasi suhu harian tidak lebih dari 9 C
v
Tidak ada angin bertiup kencang
Keadaan tanah yang dikehendaki
tanaman kakao antara lain :
o
Solum tanah dalam (>150
cm)
o
Tekstur dan struktur tanah
baik, sehingga tanah mempunyai daya menahan air, aerasi, dan drainase yang baik
o
pH tanah antara 6 – 7
o
Kandungan bahan organik
tidak kurang dari 3%
o
Kandungan unsur hara
cukup tinggi
3.
JENIS-JENIS KAKAO
a) Ada tiga
jenis kakao yaitu, jenis pertama adalah jenis criollo. Jenis ini merupakan
tanaman kakao yang menghasilkan biji cokelat yang mutunya sangat baik dan
dikenal dengan cokelat mulia, ciri cirinya adalah buahnya berwarna merah atau
hijau, kulit buahnya tipis berbintil-bintil kasar dan lunak. Biji buahya
berbentuk bulat telur beruuran besar dengan kotiledon berwarna putih pada waktu
basah. Jumlah jenis ini ada sekitar ± 7% dan dihasilkan di Indonesia, ekuador,
Venezuela, jamaika, dan Sri lanka.
b) Jenis kedua
adalah jenis forestero,
jenis ini merupakan jenis tanaman kakao yang memiliki mutu sedang atau bulk
kokoa. Ciri ciri jenis ini adalah buahnya berwarna hijau, kulitnya tebal, biji
buahnya tipis atau gepeng dan kotiledonnya berwarna ungu pada waktu basah.
Jumlah jenis forestero adalah ± 93% dari produksi kakao dunia merupakan jenis
bulk yang dihasilkan di afrika barat, brasil dan dominika.
c) Jenis yang
ketiga adalah jenis trinatario,jenis ini merupakan hybrida dari jenis criollo
dengan jenis forestero
secara alami, sehingga jenis ini sangat heterogen, kakao trinatario
menghasilkan biji yang termasuk fine flavour cocoa ada yang termasuk bulk cocoa.
Buahnya berwarna hijau atau merah dan bentuknya bermacam-macam, biji buahnya
juga bermacam-macam dengan kotiledon berwarna ungu muda sampai ungu tua pada
waktu basah.
4. CARA PERKEMBANGBIAKAN TANAMAN KAKAO
Tanaman
kakao dikembangbiakan dari bibit. Bibit akan berkecambah dan memproduksi
tanaman yang baik jika diambil dari pot tidak lebih dari 15 hari.
1.
Stek
Pohon
dipotong antara 2 atau 5 daun dan 1 atau 2 pucuk. Dedaun dipotong setengah dan potongan
tadi ditanam di pot dengan ditutupi lembaran polythene hingga akar mulai
tumbuh.
2.
Penyilangan
Pucuk
dipotong dari pohon dan ditempel dibawah kulit kayu di pohon lain. Potongan
tadi kemudian diikat dengan tali rapia dan plester lilin yang terbuat dari
plastik bening untuk mencegah hilangnya kelembaban. Bila pucuk mulai tumbuh
maka pohon tua yang terletak diatas harus dipotong
3.
Cangkok
Kulit
kayu diambil potongannya kemudian ditutupi dengan serbuk kayu dan sehelai
polythene. Area tadi akan memproduksi akar-akar dan batang dapat dipotong untuk
kemudian ditanam
5. PEMBUDIDAYAAN TANAMAN KAKAO
1)
Persiapan Lahan
- Bersihkan alang-alang dan gulma
lainnya.
- Gunakan tanaman penutup tanah
(cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema
pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah
pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.
- Gunakan juga tanaman pelindung
seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun
sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga
tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3).
2)
Pembibitan
- Biji
kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat
dari tanaman yang telah cukup umur.
- Sebelum
dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu
gosok.
- Karena
biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera
dikecambahkan.
- Pengecambahan
dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari.
- Siapkan
polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan.
- Campurkan
tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag.
- Sebelum
kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap
polibag.
- Benih
dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%.
- Jarak
antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.
- Tinggi
naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak
terlalu banyak.
- Penyiraman
bibit dilakukan 1-2 kali sehari.
- Penyiangan
gulma melihat keadaan areal pembibitan.
- Pemupukan
dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan :
1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4
gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal.
- Siramkan
POC NASA dengan dosis 0,5 - 1 tutup/pohon
diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4
tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.
- Penjarangan
atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.
- Amati
hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat
jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut
semprot dengan PESTONA dosis 6-8 tutup/tangki atau Natural BVR dosis 30 gr/tangki.
Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkan Natural GLIO yang sudah dicampur pupuk kandang selama
+ 1 minggu pada masing-masing pohon.
3) Penanaman
a. Pengajiran
- Ajir dibuat dari bambu tinggi 80
- 100 cm
- Pasang ajir induk sebagai patokan
dalam pengajiran selanjutnya
- Untuk meluruskan ajir gunakan
tali sehingga diperoleh jarak tanam yang sama
b.
Lubang Tanam
- Ukuran lubang tanam 60 x 60 x 60
cm pada akhir musim hujan
- Berikan pupuk kandang yang
dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubang
c.
Tanam Bibit
- Pada saat bibit kakao ditanam
pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur
1 tahun
- Penanaman kakao dengan system
tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon
kelapa
- Bibit dipindahkan ke lapangan
sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6
bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulan
- Penanaman saat hujan sudah cukup
dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit
kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush).
4)
pemeliharaan tanaman
- Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohon
- Dibuat
lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam
lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel dibawah
ini :
Tabel
Pemupukan Tanaman Coklat
UMUR (bulan) |
Dosis pupuk Makro (per ha)
|
|||
Urea (kg) |
TSP (kg) |
MOP/ KCl (kg) |
Kieserite (MgSO4) (kg) |
|
2 |
15 |
15 |
8 |
8 |
6 |
15 |
15 |
8 |
8 |
10 |
25 |
25 |
12 |
12 |
14 |
30 |
30 |
15 |
15 |
18 |
30 |
30 |
45 |
15 |
22 |
30 |
30 |
45 |
15 |
28 |
160 |
250 |
250 |
60 |
32 |
160 |
200 |
250 |
60 |
36 |
140 |
250 |
250 |
80 |
42 |
140 |
200 |
250 |
80 |
Dst |
Dilakukan analisa tanah |
|||
0 – 24 |
2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 4 - 5 bulan sekali |
|||
> 24 |
3-4 tutup/diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang setiap 3 – 4 bulan sekali (sesekali bisa juga disemprotkan ke tanaman) |
|||
|
6. PANEN
Sejak dari
fase pertumbuhan sampai menjadi buah matang memerlukan waktu kurang lebih 5
bulan. Buah matang dicirikan dengan perubahan warna kulit buah dan biji yang
melepas dari kulit bagian dalam. Bila buah diguncang biasanya berbunyi.
Perubahan warna dan pengelompokan warna kelas kematangan buah lihat tabel.
Perubahan
Warna Bagian Kulit Buah yang Mengalami Perubahan Warna Kelas Kematangan Buah
Kuning Pada alur buah C Kuning Pada alur dan punggung alur buah B Kuning Pada
seluruh permukaan buah A Kuning Tua Pada seluruh permukaan buah A+ Pada saat
memanen buah harus diusahakan agar tidak melukai batang atau cabang yang
ditumbuhi buah dan dipotong tepat pada tangkai buah. Luka pada batang dan
cabang mengakibatkan bunga tidak tumbuh lagi pada periode berikutnya.
7.
PENGOLAHAN HASIL
Fermentasi, tahap
awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp,
menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan
cita rasa yang enak.
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %
Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %
8. PENGENDALIAN
HAMA DAN PENYAKIT
a. Ulat Kilan
( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae )
menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat
mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian dengan PESTONA
dosis 5 - 10 cc / liter.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
b. Ulat Jaran / Kuda ( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprot PESTONA.
c. Parasa lepida dan Ploneta diducta (Ulat Srengenge), serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian dengan PESTONA.
d. Kutu - kutuan ( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococci Natural BVR 30 gr/ 10 liter air atau PESTONA.
e. Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan dengan PESTONA dosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.
f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ), Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae). Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonis Beauveria bassiana ( BVR) dengan cara disemprotkan, semprot dengan PESTONA.
g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora), gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot dengan Natural GLIO.
h. Jamur Upas ( Upasia salmonicolor ), menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang dengan Natural GLIO + HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.
Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.
9.
KANDUNGAN
BUAH COKLAT
Cokelat merupakan kategori makanan yang mudah dicerna
oleh tubuh dan mengandung banyak vitamin seperti vitamin A1, B1, B2, C, D, dan
E serta beberapa mineral seperti fosfor, magnesium, zat besi, zinc, dan juga
tembaga.
Cokelat juga terkenal mengandung antioksidan dan
flavonoid yang sangat berguna untuk mencegah masuknya radikal bebas ke dalam
tubuh yang bisa menyebabkan kanker.
Cokelat juga mengandung lemak yang memiliki fungsi
yang sama dengan minyak zaitun dan mengandung mineral esensial untuk memperkuat
tulang, kuku, rambut, dan juga kulit. Hal tersebut sangat membantu untuk
mencegah proses penuaan.
Meskipun dianggap sebagai makanan yang mampu menambah
berat badan, cokelat juga dianggap sebagai salah satu makanan yang mampu
mengusir rasa stres.
Menurut penelitian yang pernah dilakukan di Sandiego
School of Medicine, California University menyebutkan bahwa tingkat stres bisa
diminimalisir bahkan dihilangkan dengan cokelat.
Coklat
yang baik dikonsumsi coklat yang paling banyak mengandung minyak kokoa (cocoa
butter) dan atau kokoa padat (cocoa solid) yang merupakan komponen non-lemak
pada biji coklat yang digiling. Bagaimana cara mengetahuinya? Yang perlu Anda
ketahui adalah jenis coklatnya.
- Coklat
hitam murni mengandung setidaknya 70% kokoa (padat dan minyak)
- Coklat
susu biasanya mengandung sekitar 50% kokoa
- Sementara
coklat putih berkualitas bagus hanya mengandung sekitar 33% kokoa
Bahkan coklat yang diproduksi
untuk konsumsi umum ada yang hanya mengandung sekitar 7% kokoa saja atau bahkan
memakai minyak sebagai pengganti kokoa. Sampai-sampai jenis “coklat” yang
terakhir ini tidak boleh disebut sebagai coklat karena kandungan kokoa yang
sangat minim atau bahkan tidak ada sama sekali. Itulah mengapa coklat hitam
murni berkualitas bagus lebih baik dan sehat untuk dikonsumsi dibandingkan
jenis coklat yang lain.
10.
Khasiat
dan Manfaat Buah Coklat atau Kakao
Beberapa Manfaat buah coklat yang sangat berkhasiat
untuk kesehatan tubuh kita, antara lain :
1. Manfaat Buah Coklat
untuk Penyakit Hati
Penderita penyakit hati mendapat keuntungan dari
cokelat karena senyawanya yang kaya antioksidan telah diketahui dapat
mengurangi tekanan darah tinggi dalam hati dan mengurangi kerusakan pada
pembuluh darah hati.
2. Manfaat Buah Coklat
untuk Tekanan Darah Tinggi
Cokelat dan kakao mengandung flavanols, yang memiliki
kualitas baik. Salah satu manfaat vaskular dari flavanols adalah menurunkan
tekanan darah.
Makan coklat hitam dalam jumlah sedang telah diketahui
dapat meningkatkan pengolahan gula darah, yang dapat mengurangi resiko
diabetes.
Ketika mengonsumsi cokelat, Anda juga mengonsumsi
flavonoid yang memiliki kemampuan antioksidan yang dikenal bermanfaat
menurunkan jenis kolesterol buruk, LDL. LDL merusak arteri dan dapat
meningkatkan peluang kita terkena penyakit jantung atau serangan jantung.
5. Khasiat Buah Coklat
untuk Meredakan Batuk
Para ahli telah menemukan bahwa theobromine, senyawa
yang ditemukan pada kakao, dapat mengurangi batuk dengan memengaruhi ujung
saraf sensorik dari saraf vagus yang berjalan melalui saluran udara di
paru-paru.
6. Manfaat Buah Coklat
untuk Penggumpalan Darah
Mereka yang makan cokelat diketahui lebih lambat dalam
pengggumpalan darah ketika dilakukan transfusi. Hal ini membantu mencegah
penggumpalan darah yang dapat menyebabkan
serangan jantung.
7. Khasiat Buah Coklat
untuk Sindrom Kelelahan kronis
Daripada minum soda atau kopi ketika Anda merasa
lelah, makan cokelat persegi untuk meningkatkan tingkat energi Anda. Dalam
dosis kecil, kafein dalam cokelat akan memberikan manfaat untuk mencegah
kelelahan kronis.
8. Manfaat Buah Coklat
untuk Penyakit Stroke
Senyawa yang mengandung flavanol yang ditemukan dalam
cokelat, yang disebut epicatechin, telah ditemukan untuk menjaga terhadap
kerusakan stroke.
9. Khasiat Buah Coklat
untuk Penyakit Kanker
Meskipun cokelat tidak dapat menyembuhkan kanker,
tetapi memiliki manfaat pencegahan seperti mengurangi kerusakan sel yang dapat
menyebabkan pertumbuhan tumor.
PENUTUP
Pengembangan tanaman kakao hendaknya
tetap memperhatikan kesesuaian lahannya. Sebagai tananam yang dalam budidayanya
memerlukan naungan, sebelum penanaman kakao perlu persiapan lahan dan naungan
yang prima. Tanpa persiapan naungan yang baik, pengembangan tanaman kakao akan sulit
diharapkan keberhasilannya. Untuk tanaman penaung kakao, dapat digunakan
tanaman yang mempunyai nilai ekonomis seperti pisang sebagai penaung sementara,
dan kelapa sebagai penaung tetap, serta jati. sengon, atau tanaman lainnya
sebagai tanaman tepi blok kebun. Penggunaan penaung tersebut perlu disusun
dalam tatatanam yang tepat, sehingga dapat memberikan produksi yang optimal dan
memberi manfaat konservasi lahan. Persiapan lahan, penyiapan bibit, dan saat
tanam harus dilakukan dengan perencanaan yang tepat, sehingga pada saat tanam,
bibit kakao siap
tanam, dan tanaman penaung di lapangan siap berfungsi sebagai penaung. Selanjutnya dengan teknik budidaya yang benar akan dapat diperoleh tanaman kakao dengan pertumbuhan baik dan produksi yang tinggi.
tanam, dan tanaman penaung di lapangan siap berfungsi sebagai penaung. Selanjutnya dengan teknik budidaya yang benar akan dapat diperoleh tanaman kakao dengan pertumbuhan baik dan produksi yang tinggi.
Daftar Pustaka
http://krisxamthone.com/buah/kandungan-dan-manfaat-buah-coklat/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar