Jumat, 07 Juni 2013

Pergerakan Nasional


Pergerakan nasional ditandai oleh bermunculannya organisasi-organisasi kebangsaan, yang berciri sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
Sebagaimana telah diisyaratkan sebelumnya, lahirnya pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh tampilnya kalangan terpelajar sejak awal abad 20. Pergerakan nasional ini berawal dari keprihatinan kalangan terpelajar tertentu akan banyaknya anak bumiputera yang tidak beroleh kesempatan menempuh pendidikan. Keadaan ekonomi rakyat Indonesia saat itu menyedihkan, padahal pendidikan menuntut biaya yang tidak sedikit. Salah seorang kalangan terpelajar yang peka terhadap kondisi saat itu adalah Dr. Wahidin Sudirohusodo.


Dokter Wahidin menginginkan sebanyak mungkin anak bumiputera terdidik. Namun, ia menyadari harus ada dana untuk pendidikan mereka. Lalu, ia memiliki gagasan untuk menggalang suatu gerakan pengumpulan dana bea siswa.
Sudah tentu ia tidak bisa sendirian. Untuk itu antara tahun 1906-1907, ia pun berkeliling ke seluruh pulau Jawa mengajakpara bupati dan kalanagan terpelajar agar mendukung gagasannya. Gagasan Dokter Wahidin itu tidak bertepuk sebelah tangan. Ada sekelompok mahasiswa kedokteran Stovia, jakarta, membentuk suatu organisasi sebagai tanggapan terhadap gagasan Dr. Wahidin. Organisasi inilah yang merupakan cikal bakal pergerakan nasional, yang diisi oleh rentetan munculnya berbagai organisasi kebangsaan lainnya.

1.      1.  Budi Oetomo
BO merupakan organisasi yang pertama. Berdirinya organisasi ini menandai bentuk perjuangan baru melawan penjajah. BO berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tokohnya adalah : sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, R.T. Ario Tirtomangunkusumo.
Dahulu rakyat Indonesia berjuang secara fisik serta dengan organisasi yang berciri tradisional. Sejak BO berdiri, perjuangan Indonesia menempuh cara organisasi modern demi kepentingan seluruh bangsa. Itulah sebabnya, hari jadi BO diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
BO bertekad meningkatkan martabat Indonesia agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Agar tekad itu tercapai, organisasi tersebut memusatkan kegiatannya dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan kehidupan sosial.

Program Budi Oetomo :
a.       Memperhatikan kepentingan pengajaran umum
b.      Memajukan pertania, peternakan dan perdagangan
c.       Memajukan teknologi dalam industri
d.      Mengenalkan kembali warisan kebudayaan dan ilmu pengetahuan nenek moyang
e.      Mempertinggi cita-cita kemanusiaan pada umumnya, serta memperhatikan segala hal yang perlu untuk menjamin kehidupan sebagai bangsa yang terhormat.

2.       2. Sarekat Islam
Pada tahun 1909. Kyai Haji Samanhudi, seorang saudagar batik dari Laweyan, Solo, mendidikan suatu organaisasi bernama Sarekat dagang Islam. Tujuan semula organisasi ini adalah melindungi sekaligus memajukan usaha para pedagang bumiputera dalam rangka menanggulangi monopoli para pedagang besar Tionghoa. Selain itu, organisasi ini bertujuan juga meningkatkan pengamalan agama islam di kalangan anggotanya.
Pada tahun 1911, Sarekat Dagang Islam berubah nama menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama menandai perluasan ruang lingkup pegerakan. Organisasi ini tidak lagi membatasi dirinya pada urusan perlindungan perdagangan saja, melainkan juga melawan segala bentuk penindasan dan kesombongan rasial. Perluasan gerakan tersebut merupakan desakan seorang anggota dari suatu kantor dagang di Surabaya, bernama Haji Umar Said Cokroaminoto. Ia kemudian menjabat ketua SI sejak tahun 1912. Adapun tokoh SI lainnya adalah Haji Agus Salim, Abdul Muis, dan Suryo Pranoto.

Program Sarekat Islam :
a.       Mengembangkan jiwa berdagang
b.      Memberi bantuan kepada para anggota yang tertimpa kesukaran (semacam koperasi)
c.       Memajukan pengajaran dan semua ahal yang mempercepat naiknya martabat bumiputera
d.      Memperbaiki pendapat keliru mengenai agama islam
Karena merupakan gerakan rakyat, pemerintah kolonial merasa was-was dengan gerak-gerik SI. Gubernur Jenderal Idenburg berupaya mempersulit kegiatan organisasi tersebut. Misalnya, SI tidak diperbolehkan mempunyai pengurus besar , sehingga ijin menjadi badan hukum ditolak. Terhadap tindakan kolonial itu, SI membentuk badan pusat yang mengatur SI di daerah-daerah. Siasat ini berhasil membuat pemerintah kolonial mensahkan SI sebagai badan hukum, pada tanggal 18 Maret 1916.Pada bulan Juni 1916, organisasi ini menyelenggarakan sidang yang disebut Kongres Nasional SI.
Dikemudian hari, SI berganti nama , nama pertama Partai Serikat Islam (PSI), lalu kemudian Partai Serikat Islam Indonesia (PSSI).

3.      3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri pada tanggal 25 Desember 1912. Tokohnya adalah tiga serangkai, yang terdiri atas  Douwes Dekker (DanurdjaSetiabudi), Suwardi Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantar), dan Cipto Mangunkusumo.

Program Indische Partij :
Menumbuhkan nasionalisme Indonesia n, rasa persatuan, kesadaran akan persamaan hak, serta toleransi terhadap sesama yang berbeda ras,suku dan agama.

Perjuangan IP pada akhirnya ditujukan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Itulah sebabnya pemerintah kolonial secara ketat mengawasi sepak terjang organisasi ini. Pada tahun 1913, Negeri Belanda merayakan ulang tahun ke-100 kemerdekaan dari penjajahan Prancis kemudian diselenggarakan juga di Indonesia. Tindakan ini mengundang reaksi dari Suwardi Suryaningrat. Ia menulis suatu karangan Als Ik een Nederlander was (Kalau Saya Seorang Belanda). Dalam tulisan itu, secara pedas ia menyindir tindakan pemerintah kolonial. Menurut Suwardi seandainya ia seorang Belanda. Ia tidak akan merayakan kemerdekaan bangsanya di tanah jajahan karena tindakan itu akan menyakitkan bangsa terjajah.
Tulisan Suwardi Suryaningrat itu dianggap menghina pemerintah klonial dan ratu Belanda. Lebih lanjut, tersebut dianggap akan membahayakan stabilitas di tanah jajahan. Pada tahun itu juga, IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Tiga serangkai ditangkap dan diasingkan ke Negeri Belanda.

4.       4. Perhimpunan  Indonesia
Didirikan para pelajar Belanda pada tahun 1908. Semula organisasi ini tidak memiliki tujuan politik karena kegiatannya diarahkan untuk menjalin hubungan diantara sesama bumiputera Indonesia di negeri Belanda. Namun, semenjak perang dunia I berakhir, terjadi perubahan pesat dalam organisasi ini, yakni menjadi suatu partai politik dengan nama Perhimpunan Indonesia (PI). Perubahan ini terjadi pada tahun 1922.

Tujuan perhimpunan Indonesia :
Mengusahakan suatu pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia.

Pada tanggal 10 Juni, empat tokoh PI ditangkap. Keempatnya adalah Mohammad Hatta, Nazir Pamoncak, Abdulmajid Joyoadiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka dituduh telah menghasut di muka umum untuk memberontak melawan pemerintah. Pemeriksaan di sidang pengadilan baru berlangsung hampir setahun kemudian. Karena tidak terbukti bersalah, keempatnya lalu dibebaskan.

5.      5.  Partai Nasional Indonesia
Lahirnya organisasi ini berawal dari tumbuhnya suatu kelompok belajar di Bandung sekitar tahun 1952. Inspirator utamanya adalah Ir. Soekarno. Dua tahun kemudian, tanggal 4 Juli 1927, atas inisiatif sendiri diadakanlah rapat untuk mendirikan organisasi kebangsaan yang baru. Namanya Partai Nasional Indonesia (PNI). Hadir dalam rapat tersebut antara lain Ir. Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Suyudi, serta tiga orang manatan anggota PI, yakni Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto, dan Sunaryo.
                Seperti PI, tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, segala kegiatan organisasi ini diarahkan pada upaya memadu semangat kebangsaan dikalangan rakyat agar terbentuk suatu kesadaran nasional yang kuat.

Program PNI :
Bidang politik
a.       Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan Indonesia
b.      Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional
c.       Menuntuk kemerdekaan pers dan berserikat
Bidang ekonomi
a.       Membentuk tata perekonomian nasional
b.      Mengusahakan pembentukan koperasi
Bidang sosial
a.       Memajukan pengajaran nasional, kedudukan wanita, serikat buruh, dan tani
b.      Memperbaiki tingkat kesehatan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar