Pergerakan nasional ditandai oleh
bermunculannya organisasi-organisasi kebangsaan, yang berciri sosial, ekonomi,
budaya, dan politik.
Sebagaimana telah diisyaratkan
sebelumnya, lahirnya pergerakan nasional dilatarbelakangi oleh tampilnya
kalangan terpelajar sejak awal abad 20. Pergerakan nasional ini berawal dari
keprihatinan kalangan terpelajar tertentu akan banyaknya anak bumiputera yang
tidak beroleh kesempatan menempuh pendidikan. Keadaan ekonomi rakyat Indonesia
saat itu menyedihkan, padahal pendidikan menuntut biaya yang tidak sedikit.
Salah seorang kalangan terpelajar yang peka terhadap kondisi saat itu adalah Dr.
Wahidin Sudirohusodo.
Dokter Wahidin menginginkan
sebanyak mungkin anak bumiputera terdidik. Namun, ia menyadari harus ada dana
untuk pendidikan mereka. Lalu, ia memiliki gagasan untuk menggalang suatu
gerakan pengumpulan dana bea siswa.
Sudah tentu ia tidak bisa
sendirian. Untuk itu antara tahun 1906-1907, ia pun berkeliling ke seluruh
pulau Jawa mengajakpara bupati dan kalanagan terpelajar agar mendukung
gagasannya. Gagasan Dokter Wahidin itu tidak bertepuk sebelah tangan. Ada
sekelompok mahasiswa kedokteran Stovia, jakarta, membentuk suatu organisasi
sebagai tanggapan terhadap gagasan Dr. Wahidin. Organisasi inilah yang
merupakan cikal bakal pergerakan nasional, yang diisi oleh rentetan munculnya
berbagai organisasi kebangsaan lainnya.
1. 1. Budi Oetomo
BO merupakan
organisasi yang pertama. Berdirinya organisasi ini menandai bentuk perjuangan
baru melawan penjajah. BO berdiri pada tanggal 20 Mei 1908 dengan tokohnya
adalah : sutomo, Gunawan Mangunkusumo, Cipto Mangunkusumo, R.T. Ario
Tirtomangunkusumo.
Dahulu rakyat
Indonesia berjuang secara fisik serta dengan organisasi yang berciri
tradisional. Sejak BO berdiri, perjuangan Indonesia menempuh cara organisasi
modern demi kepentingan seluruh bangsa. Itulah sebabnya, hari jadi BO
diperingati sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.
BO bertekad
meningkatkan martabat Indonesia agar sejajar dengan bangsa-bangsa lain. Agar
tekad itu tercapai, organisasi tersebut memusatkan kegiatannya dalam bidang
pendidikan, kebudayaan, dan kehidupan sosial.
Program Budi Oetomo :
a.
Memperhatikan kepentingan pengajaran umum
b.
Memajukan pertania, peternakan dan perdagangan
c.
Memajukan teknologi dalam industri
d.
Mengenalkan kembali warisan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan nenek moyang
e.
Mempertinggi cita-cita kemanusiaan pada umumnya,
serta memperhatikan segala hal yang perlu untuk menjamin kehidupan sebagai
bangsa yang terhormat.
2. 2. Sarekat Islam
Pada tahun 1909.
Kyai
Haji Samanhudi, seorang saudagar batik dari Laweyan, Solo, mendidikan
suatu organaisasi bernama Sarekat dagang
Islam. Tujuan semula organisasi ini adalah melindungi sekaligus memajukan
usaha para pedagang bumiputera dalam rangka menanggulangi monopoli para
pedagang besar Tionghoa. Selain itu, organisasi ini bertujuan juga meningkatkan
pengamalan agama islam di kalangan anggotanya.
Pada tahun 1911,
Sarekat Dagang Islam berubah nama menjadi Sarekat
Islam (SI). Perubahan nama menandai perluasan ruang lingkup pegerakan.
Organisasi ini tidak lagi membatasi dirinya pada urusan perlindungan
perdagangan saja, melainkan juga melawan segala bentuk penindasan dan kesombongan
rasial. Perluasan gerakan tersebut merupakan desakan seorang anggota dari suatu
kantor dagang di Surabaya, bernama Haji Umar Said Cokroaminoto. Ia
kemudian menjabat ketua SI sejak tahun 1912. Adapun tokoh SI lainnya adalah
Haji Agus Salim, Abdul Muis, dan Suryo Pranoto.
Program Sarekat Islam :
a.
Mengembangkan jiwa berdagang
b.
Memberi bantuan kepada para anggota yang
tertimpa kesukaran (semacam koperasi)
c.
Memajukan pengajaran dan semua ahal yang
mempercepat naiknya martabat bumiputera
d.
Memperbaiki pendapat keliru mengenai agama islam
Karena merupakan gerakan rakyat, pemerintah kolonial
merasa was-was dengan gerak-gerik SI. Gubernur Jenderal Idenburg berupaya
mempersulit kegiatan organisasi tersebut. Misalnya, SI tidak diperbolehkan
mempunyai pengurus besar , sehingga ijin menjadi badan hukum ditolak. Terhadap
tindakan kolonial itu, SI membentuk badan pusat yang mengatur SI di
daerah-daerah. Siasat ini berhasil membuat pemerintah kolonial mensahkan SI
sebagai badan hukum, pada tanggal 18 Maret 1916.Pada bulan Juni 1916,
organisasi ini menyelenggarakan sidang yang disebut Kongres Nasional SI.
Dikemudian hari, SI berganti nama , nama pertama
Partai Serikat Islam (PSI), lalu kemudian Partai Serikat Islam Indonesia
(PSSI).
3. 3. Indische Partij
Organisasi ini berdiri pada tanggal 25
Desember 1912. Tokohnya adalah tiga serangkai, yang terdiri atas Douwes Dekker (DanurdjaSetiabudi), Suwardi
Suryaningrat ( Ki Hajar Dewantar), dan Cipto Mangunkusumo.
Program Indische Partij :
Menumbuhkan nasionalisme Indonesia n, rasa
persatuan, kesadaran akan persamaan hak, serta toleransi terhadap sesama yang
berbeda ras,suku dan agama.
Perjuangan IP
pada akhirnya ditujukan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Itulah sebabnya
pemerintah kolonial secara ketat mengawasi sepak terjang organisasi ini. Pada
tahun 1913, Negeri Belanda merayakan ulang tahun ke-100 kemerdekaan dari
penjajahan Prancis kemudian diselenggarakan juga di Indonesia. Tindakan ini
mengundang reaksi dari Suwardi Suryaningrat. Ia menulis suatu karangan Als Ik een Nederlander was (Kalau Saya
Seorang Belanda). Dalam tulisan itu, secara pedas ia menyindir tindakan
pemerintah kolonial. Menurut Suwardi seandainya ia seorang Belanda. Ia tidak
akan merayakan kemerdekaan bangsanya di tanah jajahan karena tindakan itu akan
menyakitkan bangsa terjajah.
Tulisan Suwardi
Suryaningrat itu dianggap menghina pemerintah klonial dan ratu Belanda. Lebih
lanjut, tersebut dianggap akan membahayakan stabilitas di tanah jajahan. Pada
tahun itu juga, IP dinyatakan sebagai partai terlarang. Tiga serangkai
ditangkap dan diasingkan ke Negeri Belanda.
4. 4. Perhimpunan Indonesia
Didirikan para
pelajar Belanda pada tahun 1908. Semula organisasi ini tidak memiliki tujuan politik
karena kegiatannya diarahkan untuk menjalin hubungan diantara sesama bumiputera
Indonesia di negeri Belanda. Namun, semenjak perang dunia I berakhir, terjadi
perubahan pesat dalam organisasi ini, yakni menjadi suatu partai politik dengan
nama Perhimpunan Indonesia (PI). Perubahan
ini terjadi pada tahun 1922.
Tujuan perhimpunan Indonesia :
Mengusahakan suatu pemerintahan untuk
Indonesia, yang bertanggung jawab kepada rakyat Indonesia.
Pada tanggal 10
Juni, empat tokoh PI ditangkap. Keempatnya adalah Mohammad Hatta, Nazir
Pamoncak, Abdulmajid Joyoadiningrat, dan Ali Sastroamijoyo. Mereka dituduh telah
menghasut di muka umum untuk memberontak melawan pemerintah. Pemeriksaan di
sidang pengadilan baru berlangsung hampir setahun kemudian. Karena tidak
terbukti bersalah, keempatnya lalu dibebaskan.
5. 5. Partai Nasional Indonesia
Lahirnya organisasi
ini berawal dari tumbuhnya suatu kelompok belajar di Bandung sekitar tahun
1952. Inspirator utamanya adalah Ir. Soekarno. Dua tahun kemudian, tanggal 4
Juli 1927, atas inisiatif sendiri diadakanlah rapat untuk mendirikan organisasi
kebangsaan yang baru. Namanya Partai Nasional Indonesia (PNI). Hadir dalam
rapat tersebut antara lain Ir. Soekarno, Cipto Mangunkusumo, Suyudi, serta tiga
orang manatan anggota PI, yakni Iskaq Cokrohadisuryo, Budiarto, dan Sunaryo.
Seperti
PI, tujuan PNI adalah kemerdekaan Indonesia. Untuk itu, segala kegiatan
organisasi ini diarahkan pada upaya memadu semangat kebangsaan dikalangan
rakyat agar terbentuk suatu kesadaran nasional yang kuat.
Program PNI :
Bidang politik
a.
Memperkuat rasa kebangsaan dan persatuan
Indonesia
b.
Menyebarkan pengetahuan tentang sejarah nasional
c.
Menuntuk kemerdekaan pers dan berserikat
Bidang ekonomi
a.
Membentuk tata perekonomian nasional
b.
Mengusahakan pembentukan koperasi
Bidang sosial
a.
Memajukan pengajaran nasional, kedudukan wanita,
serikat buruh, dan tani
b.
Memperbaiki tingkat kesehatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar